Senin, 03 Desember 2012



MENGHENTIKAN PERDARAHAN AKUT
(TEKANAN LANGSUNG DAN TEKANAN TITIK)”
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit, yang mana ketika luka timbul akan muncul beberapa efek seperti hilangnya seluruh atau sebahagian fungsi organ, respon stress simpatis, dan sebagainya.
 Luka dapat dibedakan berdasarkan:
1)      Penyebab
·         Luka sayat (vulnus scissum)
Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam seperti pisau, kaca, ataupun metal yang memiliki permukaan yang rata. Luka ini juga memiliki beberapa cirri khas seperti:
Þ    Pinggir luka yang lurus
Þ    Ukuran bervariasi sesuaitergantung objek penyebabnya
Þ    Jarang terjadi kehilangan jaringan
Þ    Pinggir lukanya sangat mudah untuk ditemukan
Jenis luka ini biasanya tipis, maka yang perlu dilakukan membersihkan dan memberikan desinfektanm
·         Luka robek (vulnus laceratum)
Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam seperti pisau, kaca, ataupun metal lainnya yang memiliki permukaan yang tidak rata. Luka seperti ini memiliki beberapa ciri khas seperti:
Þ    Pinggir luka yang tidak lurus/tidak rata melainkan compang-camping.
Untuk jenis luka ini  harus diperhatika dengan seksamaa, apakah luka bersih atau tidak, dalam atau dangkal, rapi atau tak beraturan (biasanya tidak beraturan). Untuk skala luka yang luas dan dalam berarti harus bersiap diri untuk menjahitnya, pertama perhatikan bentuk lukamya, bersih atau tidak, jika kotor maka harus dibersihkan terlebuih dahulu dengan cairan NaCl 0,9%, jika terlalu kotor dan melekat kuat kotornya bersihkan dengan H2O2 karena cairan ini sangat pedih sekali, maka harus diberikan anastesi terlebih dahulu (local menggunaklan lidokain). Setelah luka dibersihkan selanjutnya melakukan desinfektan dengan menggunakan iodine, jika luka lebar dan dalam maka haus melakukan penjahitan agar penyembuhan luka lebih cepat, dan terhidar dari infeksi serta hasilnya baik (secara estetika lebih minim meninggalkan bekas).  Jika luka dalam, maka hectin boleh berlapis-lapis, jangan menyisakan rongga di bagian dalam karena kuman akan sangat senang tinggal disana, makanya dijahit berlapis sangat dianjurkan. Biasanya luka  jenis ini tidak beraturan, oleh karena itu bisa dirapikan sedikit dengan cara menggunting bagian-bagian yang dirasa sangat berserabut (sesuai bentuk luka).
Melakukan VL ini adalah bentuk perawatan luka tertutup, dengan tetap menjaga sterilitas luka. Dimana, untuk luka awal  ganti verban pertama  (biasanya dilakukan 48 jam sesudah luka), dan tetap perhatikan tanda-tanda infeksi. Yang mana, permbersihan luka bisa dengan menggunakan NaC; 0,9% dengan tetap menjaga sterilitas.
·         Luka tusuk (vulnus punctum)
Adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam yang menembus jaringan. Luka seperti ini memiliki beberapa ciri khas seperti:
Þ       Luka ini dapat mendapatkan penilaian yang  keliru, seperti jika dilihat dari permukaan kulit maka akan didapatkan luka tersebut seperti luka kecil yang diameternya kecil padahal luka tersebut menembus bagian tubuh de3ngan kedalam yang dapt mengganggu dan merusak sistem syaraf, pembuluh darah, organ pencernaan, dan sebagainya.
Luka ini biasanya disebabkan oleh logam-logam, jadi harus dicurigai adanya bakteri clostridium  tetani. Oleh karena itu, penanganannya harus memungkinkan adanya aliran udara, mengingat bakteri tersebut merupakan bakteri anaerob. Pertama lihat luka pasien, jangan asal menarik benda yang menusuk, karena dapat menyebabkan luka pada tempat yang lain atau mengenai pembuluh darah, jika benda tersebut telah dicabut bersihkan dengan H2O2 kemudian di desinfektankan. Lalu,  luka ditutup dengan kain kassa namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara.
·      Luka lecet (ekskoriasi/abrasion)
Adalah luka yang disebabkan karena permukaan kulit bergesekan dengan permukaan yang kasar. Luka lecet ini terdiri dari dua jenis:
Þ       Luka lecet tekan
Þ       Luka lecet geser
Jenis luka yang satu ini biasanya nyerinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan luka robek, mengingat luka ini terletak pada ujung-ujung syaraf nyeri. Jadi harus lebih dipahami kepada pasien. Pertama yang dilakukan adalah membersihkan luka dengan NaCl 0,9% (sebaiknmya gunakan anastesi) namun analgetik boleh diberikan. Yang mana, setelah bersih harus diberikan desinfektan.
Perawatan jenis luka ini adalah perawatan luka terbuka, namun harus tetap bersih, hindari penggunaan iodine salep pada jenis luka ini karena akan menjadi sarang kuman , serta pemberian iodine tidak perlu dilakukan tiap hari karena akan melukai jaringan yang baru terbentuk.
·      Vulnus amputatum
Hanya bias diselesaikan diruang khusus operasi, sehingga perawatan yang  dilakukan adalah luka pasca operasi.
·      Vulnus perforatum
Hanya bias diselesaikan diruang khusus operasi, sehingga perawatan yang  dilakukan adalah luka pasca operasi.
·      Vulnus schlopetorum
Jika menemukan pasien seperti ini, maka pasien harus dibawa ke ruang operasi untuk menyelesaikannya, namun jika berhadapan dengan pasien seperti ini jangan langsung mengeluarkan pelurunya namun harus membersihkan luka dengan H2O2 lalu berikan desinfektan dan tutup luka tersebut. Biarkan luka selama seminggu baru pasien dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan pelurunya. Yang mana diharapkan dalam seminggu itu posisi peluru sudah mantap dan tidak bergeser karena setidaknya sudah terbentuk jaringan di sekitarnnya.
·      Luka bakar (vulnus combotio)
Penanganan paling awal adalah alirkan dibawah air mengalir bukan dengan menggunakn odol atau minyak tanah. Aliran air ini bertujuan untuk untuk perpindahan kalornya. Bila terbentuk bola boleh dipecahkan, perawatannya adalah perawatan luka terbuka dengan tetap menjaga sterilitas mengingat luka ini mudah terinfeksi. Serta  ingat pada kebutuhan pasien luka bakar.
·      Luka memar (contusion)
Adalah luka yang terjadi dikarenakan rusaknya kapiler pada epidermis dan dermis tanpa merusak kulit. Dimana, darah keluar dari pembuluh dan masuk atau mengisi daerah intersisium yang nantinya dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan dan diskolorasi.
Luka ini jangan diurut atau ditekan-tekan karena hanya akan mengakibatkan robek pembuluh darah tersebut semaikn besar. Yang perlu dilakukan ialah mengkompres  dengan menggunakan air dingin karena mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga nantinya akan memampatkan pembuluh-pembuluh  darah yang robek
2)   Ada atau tidaknya kehilangan jaringan
·      Luka avulsi (avulsion)
Adalah tipe luka yang melibatkan seluruh ketebalan kulit (full thickness) dan sering berbentuk semisirkuler dengan luka yang berbentuk flap yang jika dilepaskan akan memperlihatkan jaringan bagian dalam.
·      Dan sebagainya.





Jadi, secara umum penanganan luka bila terkena luka seperti hal di atas dapat dilakukan ialah:
ü Proteksi diri dengan menggunakan sarung tangan karet steril yang bertujuan untuk melindungi pemeriksa dari cairan tubuh pasien yang belum tentu steril dan mencegah kontaminasi tangan pemeriksa terhadap pasien yang sedang terluka.
ü Temenekan lukasi luka secara langmpatkan pasien pada lokasi yang tenang
ü Elevasikan tungkai atau tempat yang mengalami luka
ü Identifikasi lokasi dan jenis luka
ü Identifikasi sumber perdarahan
ü Lanjutkan dengan metode penghentian perdarahan:
Ø  Penekanan langsung dan balut tekan
Yaitu metode penghentian perdarahan yang dilakukan dengan cara menekan luka secara langsung tanpa merusak kulit.
-  Lakukan penekan secara langsung dengan menggunakan kassa steril dan tangan.
-  Lakukan pemasangan balutan dengan memberi  tekanan yang sesuai (tidak kuat dan tidak longgar)
-  Lakukan evaluasi, dimana jika masih terjadi perdarahan maka dapat diberikan kassa tambahan  diatas luka dan di balut dengan tekanan yang cukup tanpa mengganggu aliran darah menuju bagian distal.
-  Tetapi jika masih tejadi luka buka balutan dan evaluasi ulang luka.
-  Lakukan evaluasi terhadap bagian distal dari luka, pastikan bagian distal tetap mendapat oksigen sehingga kulit tidak membiru, tidak dingin dan sebagainya.
Ø  Penekanan tidak langsung
-  Setelah mengidentifikasi lokasi dan jenis luka serta sumber perdarahan lakukan penekan bagian proksimal arteri.
-  Kemudian lakukan evaluasi seperti periksa lokasi penekanan arteri, eriksa efektifitas penekana dengna melihat berhentinya aliran darah pada lokasi luka. Dimana, jika darah tetap mengalir maka kembali lakukan identifikasi dan di beri penekanan dengan tekanan yang lebih kuat.
-  Serta, evaluasi bagian distal ekstremitas (lihat apakah bagian distal tidak terhambat aliran darahnya, dengan melihat perubahan kulit seperti bewarna kebiruan, menjadi dingin, seperti kesemutan, dan sebagainya).

Dimana, berikut ini adalah tambahan untuk mengetahui mengenai sumber perdarahan. Cidera pembuluh darah darah pada permukaan tubuh pada umumnya dapat dibagi berdasarkan sumber perdarahan:
·         Perdarahan Arteri        : perdarahan yang berasal dari pembuluh darah arteri.
Ciri khasnya:
Þ    darahnya berwarna merah segar karena mengandung banyak oksigen
Þ    menyembur sesuai dengan denyutan nadi
Þ    dapat menyebabkan kehilangan darah dengan begitu cepatnya.
·         Perdarahan Vena         : perdarahan yang berasal dari pembuluh darah vena.
Ciri khasnya:
Þ    darahnya berwarna merah gelap karena mengandung sedikit oksigen dan banyak mengandung karbon dioksida.
Þ    alirannya lambat
·         Perdarahan Kapiler     : perdahan yang biasanya terjadi karena cidera permukaan seperti ekskoriasi.
Ciri khasnya:
Þ    warna darahnya tergabtung lokasi dan kadar oksigennya
Þ    alirannya sangat lambat (ooze)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar