SISTE SARAF II
A. Gerak Refleks
Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan gerak. Bahkan
seseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan gerak. Saat
kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak
yang disebabkanoleh kontrasi otot.
Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan
melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen tubuh yang
terlibat dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak disadari.
Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh
maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana
untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi dengan
perangkat tubuh yang lain.Hal ini menunjukkan suatu kerja sama yang siergis.
Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap Semua
indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar segala sesuatu
sehalus apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu. Dalam keadaan seperti itu diri
kita pasti refleks melompat bahkan akan menjerit.Denyut jantung akan cepat dan
secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu contoh gerak refleks yang
terjadi pada diri kita.
a. Mekanisme gerak refleks
Seluruh
mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf.
Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel
saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks,tetapi
sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Refleks
adalah aktivitas yang cepat, otomatis, dan tidak disadari sebagai respons
terhadap suatu rangsangan pada suatu organ atau sistem organ. Misalnya, bila
kaki kita menginjak paku, secara otomatis kita akan menarik kaki dengan cepat
dan berteriak. Refleks juga terjadi saat kita membaui makanan yang enak, dengan
keluarnya air liur tanpa kita sadari.
Pada
gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di
dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor,
yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak
refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi)
berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada
sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di
dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Gerak refleks berbeda dengan gerak biasa
karena rangsang tidak diolah di otak terlebih dahulu. Jalur pergerakan gerak
refleks adalah:
Rangsangan → reseptor → neuron sensori →
sumsum tulang belakang → neuron motorik → efektor
b.
Lengkung Refleks
Lengkung refleks sederhana,
melibatkan sejumlah struktur reseptor yaitu organ indera yang khusus bagian
akhir kulit atau fusus neuromuskularis yang perangsangannya memprakarsai suatu
impuls neoron aferent yang mentransmisi impuls melalui suatu saraf perifer ke
susunan saraf pusat, tempat di mana saraf bersinaps dengan suatu neuron
interkalasi, satu atau lebih neuron interkalasi menyampaikan impuls ke saraf
eferent. Neoron eferent berjalan keluar dalam saraf dan menyampaikan impuls ke
suatu efektor. Dan efektor yaitu otot ( otot polos, lurik, atau otot jantung )
atau kelenjar yang memberikan respon.
Sementara kesatuan anatomik susunan
saraf adalah neuron, maka kesatuan fungsionalnya adalah lingkungan refleks ini
merupakan dasar anatomik untuk kegiatan – kegiatan refleks diluar pengendalian
kemauan kita, ini berarti reaksi – reaksi yang lebih kurang bersifat otomotik
dan tidak berubah-ubah yang tidak melibatkan pusat-pusat fungsional susunan
saraf pusat yang lebih tinggi.
c.
Komponen Lengkung Refleks
Komponen-komponen
utama suatu lengkungan refleks yang paling sederhana terdiri atas unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Suatu reseptor, yang peka terhadap suatu macam
rangsangan.
2. Suatu neuron aferen (sensorik) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat (medula spinalis atau batang otak), dan mengadakar synapsis.
3. Suatu neuron eferen (motorik) yang dapat mengantarkan impils-impuls ke perifer.
4. Suatu alat efektor, yang merupekan tempat terjadinya reaksi, dan yang dapat diwakili oleh suatu serat otot atau sel kelenjar.
2. Suatu neuron aferen (sensorik) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat (medula spinalis atau batang otak), dan mengadakar synapsis.
3. Suatu neuron eferen (motorik) yang dapat mengantarkan impils-impuls ke perifer.
4. Suatu alat efektor, yang merupekan tempat terjadinya reaksi, dan yang dapat diwakili oleh suatu serat otot atau sel kelenjar.
Di dalam suatu lengkungan refleks
sederhana seperti tersebut diatas, suatu rangsangan yang mengenai reseptor akan
dapat menimbulkan suatu impuls saraf yang pada akhirnya dapat diantarkan ke
alat efektor, yaitu serat otot atau kelenjar, dan menimbulkan reaksi dalam
bentuk kontraksi atau sekresi. Akan tetapi, sebenarnya banyak kegiatan-kegiatan
refleks yang dapat terjadi pada orang hidup mempunyai dasar anatomik yang jauh
lebih rumit.
Pada lengkung refleks ada yang
disebut monosinaps dan polisinaps, jumlah sinaps dalam lengkungan bervariasi
dari 2 sampai beratus-ratus. Pada kedua jenis lengkung refleks ini, tetapi
terutama pada lengkung refleks polisinaps, aktivitasdi ubah oleh fasilitasi
spesial dan temporal oklusi efek subliminimal dan efek lainnya. Refleks
monosinaps: refleks regang. Apabila otot kerangka dengan saraf yang utuh
diregangkan otot akan berkontraksi. Jawaban ini di namakan refleks regang.
Rangsangan yang membangkitkan refleks ini adalah regangan otot, dan jawabannya
adalah kontraksi otot yang di regangkan tersebut.
Organ sensoriknya adalah kumparan
otot. Impuls yang berasal kumparan di hantarkan ke SSP oleh serabut-serabut
sensorik yang cepat dan langsung melintas ke neuron-neuron motorik yang
menyerafi otot yang sama. Refleks regang adalah satu-satunya refleks monosinaps
dalam tubuh. Contoh-contoh dari dalam klinik, ketokan pada urat patela
menimbulkan sentakan lutut, yaitu suatu refleks regang dari m.quadriceps
femoris sebab ketokan pada urat meregangkan otot tersebut.
Gerak refleks berjalan sangat ceapt
dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan dapat terjadi tanpa di
pengaruhi kehendak atau tanpa di sadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks
misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui
jalan pendek atau jalan pintas, yaitu di mulai dari reseptor penerima
rangsangan, kemudian di teruskan oleh penerima rangsangan, kemudian di teruskan
oleh saraf sensorik ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung
(asosiasi) tanpa diolah didalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.
Penghantar impuls baik yang berupa
rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena
adanya perbedaan patensial listrik antara bagian luar bagian dalam sel. Pada
waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian dalam sel saraf.
Penghantar impuls melalui sinapsis, titik temu antara terminal akson salah satu
neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis.
d.
Karakteristik
refleks
1. Dapat
diramalkan, artinya jika satu kali terjadi respons dari satu organ terhadap
rangsang spesifik, kita bisa meramalkan bahwa jika diberi rangsang spesifik
yang sama, responnya akan sama pula.
2. Mempunyai
tujuan tertentu
3. Pada
refleks terdapat reseptor tertentu dan respons terhadap rangsang terjadi pada
efektor tertentu.
4. Refleks
memerlukan waktu antara stimulus dan mulainya terjadi respons pada efektor.
5. Umumnya
spontan
6. Mempunyai
fungsi sebagai pelindung dan pengatur dan sangat penting dalam tingkah laku
hewan.
7. Respons
yang terus menerus menyebabkan terjadinya kelelahan.
Ada dua macam gerak refleks yaitu:
- Refleks otak, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di otak, misalnya berkedipnya mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
- Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang runcing.
B. Sistem
Saraf Tepi (Saraf Perifer)
Saraf tepi terdiri dari pasangan saraf kranial dan spinal
yang keluar dari otak dan sum-sum tulang belakang serta menghubungkannya dengan
tiap reseptor dan efektor dalam tubuh. Sistem saraf tepi dibagai menjadi sistem
sensori somatik dan sistem autonom.
1.
Saraf Sensori Somatik
Sistem ini terdiri atas 12 pasang
saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal. Saraf-saraf ini meneruskan impuls
dari reseptor ke sistem saraf pusat, juga meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot-otot rangka tubuh. Sistem saraf somatik menghasilkan
gerakan hanya di jaringan otot rangka.
a.
Saraf kranial
Dari ke 12
nama saraf kranial, saraf nomor I, II, dan VIII terdiri atas neuron-neuron
sensori. Saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII terdiri atas neuron-neuron motor.
Sedangkan V, VII dan IX merupakan gabungan neuron motor dan sensori. Saraf
nomor X mempunyai daerah jelajah luas sehingga disebut saraf pengembara.
b.
Saraf spinal
Urat saraf
sum-sum tulang belakang berjumlah 31 pasang dan terdapat di dalam tulang
belakang. Urat saraf ini merupakan gabungan neuron sensori dan motor.
• Tiap pasang saraf diberi nomor
sesuai tulang belakang di atasnya :
– 8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8
– 12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12
– 5
pasang saraf spinal lumbar; L1-L5
– 5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5
– 1 pasang saraf spinal koksigeal; C0
2.
Saraf Autonom
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah
sistem saraf yang bekerja
tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang
belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur
kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar
keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah. Berdasarkan
sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik
dan saraf parasimpatik.
Fungsinya
mengontrol kediatan organ-organ dalam, misalnya kelenjar keringat, otot perut,
pembuluh darah, dan alat-alat reproduksi. Stimulasi dari saraf simpatik pada
umumnya berakibat merangsang kerja organ. Sebaliknya, stimulasi oleh saraf
parasimpatik umumnya bersifat menghambat kerja organ. Jadi, efek kedua sistem
saraf ini bersifat antagonis. Efek yang berbeda ini disebabkan oleh
neurotransmiter yang dihasilkan juga berbeda. Neurotransmiter saraf simpatik
adalah noradrenalin sedangkan neurotransmiter saraf parasimpatik adalah asetil
kolin..
Sistem
saraf otonom terbagi dua:
1. Saraf simpatis
Saraf
simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang
menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion
pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu
serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari
ganglion disebut serabut post-ganglion.
Contoh Saraf simpatik mempercepat
denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil
diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan
mengembangkan kantung kemih.
Saraf
simpatik terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari saraf
otonom cranial dan saraf otonom sacral.. Terletak di depan kolumna vertebra dan
berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf.
Fungsinya :
a. Mensarafi otot jantung
b. Mensarafi pembuluh darah dan otot
tak sadar
c. Mempersarafi semua alat dalam
seperti lambung, pancreas dan usus
d. Melayani serabut motorik sekretorik
pada kelenjar keringat
e. Serabut motorik pada otot tak sadar
dalam kulit
f. Mempertahankan tonus semua otot
sadar
Saraf simpatik terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut saraf. Tersusun
dari ganglion2 pada daerah :
a. 3 psg ganglion servikal
b. 11 psg ganglion torakal
c. 4 psg ganglion lumbal
d. 4 psg ganglion sakral
e. 1 psg ganglion koksigen
Saraf simpatik sering disebut sistem saraf torakolumbar
2. Saraf
parasimpatif
Saraf
parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang
tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan
mempunyai sinaps pada sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf
parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut
post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang
sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.
Contoh saraf parasimpatik dapat
memperlambat denyut jantung, mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi,
memperbesar diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan
mengerutkan kantung
Fungsi saraf
parasimpatis adalah
a.
Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis
dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung
b.
Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
c.
Menpersarafi kelenjar ludah
d.
Mempersarafi parotis
e.
Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal,
pancreas, lien, hepar dan kelenjar suprarenalis
f.
Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
g.
Miksi dan defekasi
Saraf parasimpatis disebut sistem saraf kraniosakral. System saraf ini terbagi menjadi 2 bagian
a. Saraf otonom
kranial: ke-3 (okulomotorius),7 (fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus)
b. Saraf otonom
sakral : ke-2, 3, 4 à membentuk urat saraf pada organ dalam pelvis & bersama2 SS simpatis
membentuk pleksus yang mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar