MENGHENTIKAN PERDARAHAN AKUT
(TEKANAN LANGSUNG DAN TEKANAN TITIK)”
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi
normal pada kulit, yang mana ketika luka timbul akan muncul beberapa efek
seperti hilangnya seluruh atau sebahagian fungsi organ, respon stress simpatis,
dan sebagainya.
Luka dapat dibedakan berdasarkan:
1)
Penyebab
·
Luka sayat (vulnus scissum)
Adalah
luka yang disebabkan oleh benda tajam seperti pisau, kaca, ataupun metal yang
memiliki permukaan yang rata. Luka ini juga memiliki beberapa cirri khas seperti:
Þ
Pinggir luka
yang lurus
Þ
Ukuran
bervariasi sesuaitergantung objek penyebabnya
Þ
Jarang terjadi
kehilangan jaringan
Þ
Pinggir lukanya
sangat mudah untuk ditemukan
Jenis luka ini biasanya tipis, maka yang
perlu dilakukan membersihkan dan memberikan desinfektanm
·
Luka robek (vulnus laceratum)
Adalah
luka yang disebabkan oleh benda tajam seperti pisau, kaca, ataupun metal
lainnya yang memiliki permukaan yang tidak rata. Luka seperti ini memiliki
beberapa ciri khas seperti:
Þ
Pinggir luka
yang tidak lurus/tidak rata melainkan compang-camping.
Untuk jenis luka
ini harus diperhatika dengan seksamaa,
apakah luka bersih atau tidak, dalam atau dangkal, rapi atau tak beraturan
(biasanya tidak beraturan). Untuk skala luka yang luas dan dalam berarti harus
bersiap diri untuk menjahitnya, pertama perhatikan bentuk lukamya, bersih atau
tidak, jika kotor maka harus dibersihkan terlebuih dahulu dengan cairan NaCl 0,9%, jika terlalu kotor dan melekat kuat kotornya
bersihkan dengan H2O2 karena cairan ini sangat pedih
sekali, maka harus diberikan anastesi terlebih dahulu (local menggunaklan
lidokain). Setelah luka dibersihkan selanjutnya melakukan desinfektan dengan
menggunakan iodine, jika luka lebar dan dalam maka haus melakukan penjahitan
agar penyembuhan luka lebih cepat, dan terhidar dari infeksi serta hasilnya
baik (secara estetika lebih minim meninggalkan bekas). Jika luka dalam, maka hectin boleh
berlapis-lapis, jangan menyisakan rongga di bagian dalam karena kuman akan
sangat senang tinggal disana, makanya dijahit berlapis sangat dianjurkan.
Biasanya luka jenis ini tidak beraturan,
oleh karena itu bisa dirapikan sedikit dengan cara menggunting bagian-bagian
yang dirasa sangat berserabut (sesuai bentuk luka).
Melakukan VL ini adalah bentuk perawatan luka tertutup, dengan
tetap menjaga sterilitas luka. Dimana, untuk luka awal ganti verban pertama (biasanya dilakukan 48 jam sesudah luka), dan
tetap perhatikan tanda-tanda infeksi. Yang mana, permbersihan luka bisa dengan
menggunakan NaC; 0,9% dengan tetap
menjaga sterilitas.
·
Luka tusuk (vulnus punctum)
Adalah
luka yang disebabkan oleh benda tajam yang menembus jaringan. Luka seperti ini
memiliki beberapa ciri khas seperti:
Þ Luka ini dapat mendapatkan penilaian yang keliru, seperti jika dilihat dari permukaan
kulit maka akan didapatkan luka tersebut seperti luka kecil yang diameternya
kecil padahal luka tersebut menembus bagian tubuh de3ngan kedalam yang dapt
mengganggu dan merusak sistem syaraf, pembuluh darah, organ pencernaan, dan
sebagainya.
Luka
ini biasanya disebabkan oleh logam-logam, jadi harus dicurigai adanya bakteri clostridium tetani.
Oleh karena itu, penanganannya harus memungkinkan adanya aliran udara,
mengingat bakteri tersebut merupakan bakteri anaerob. Pertama lihat luka
pasien, jangan asal menarik benda yang menusuk, karena dapat menyebabkan luka
pada tempat yang lain atau mengenai pembuluh darah, jika benda tersebut telah
dicabut bersihkan dengan H2O2 kemudian di desinfektankan.
Lalu, luka ditutup dengan kain kassa
namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara.
·
Luka lecet (ekskoriasi/abrasion)
Adalah
luka yang disebabkan karena permukaan kulit bergesekan dengan permukaan yang
kasar. Luka lecet ini terdiri dari dua jenis:
Þ Luka lecet tekan
Þ Luka lecet geser
Jenis luka yang satu
ini biasanya nyerinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan luka robek,
mengingat luka ini terletak pada ujung-ujung syaraf nyeri. Jadi harus lebih
dipahami kepada pasien. Pertama yang dilakukan adalah membersihkan luka dengan NaCl 0,9% (sebaiknmya gunakan anastesi) namun analgetik
boleh diberikan. Yang mana, setelah bersih harus diberikan desinfektan.
Perawatan jenis luka ini adalah
perawatan luka terbuka, namun harus tetap bersih, hindari
penggunaan iodine salep pada jenis luka ini karena akan menjadi sarang kuman , serta pemberian iodine
tidak perlu dilakukan tiap hari karena akan melukai jaringan yang baru
terbentuk.
·
Vulnus amputatum
Hanya
bias diselesaikan diruang khusus operasi, sehingga
perawatan yang dilakukan adalah luka
pasca operasi.
·
Vulnus perforatum
Hanya bias diselesaikan
diruang khusus operasi, sehingga perawatan yang
dilakukan adalah luka pasca operasi.
·
Vulnus schlopetorum
Jika
menemukan pasien seperti ini, maka pasien harus dibawa ke ruang
operasi untuk menyelesaikannya, namun jika berhadapan dengan pasien seperti ini
jangan langsung mengeluarkan pelurunya namun harus membersihkan luka dengan H2O2
lalu
berikan
desinfektan dan tutup luka tersebut. Biarkan luka
selama seminggu baru pasien dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan pelurunya. Yang mana diharapkan dalam seminggu
itu posisi peluru sudah mantap dan tidak bergeser karena setidaknya sudah
terbentuk jaringan di sekitarnnya.
·
Luka bakar (vulnus combotio)
Penanganan paling awal
adalah alirkan dibawah air mengalir bukan dengan menggunakn odol atau minyak
tanah. Aliran air ini bertujuan untuk untuk
perpindahan kalornya. Bila terbentuk bola boleh dipecahkan, perawatannya adalah perawatan luka terbuka dengan tetap menjaga
sterilitas mengingat luka ini mudah terinfeksi. Serta ingat pada
kebutuhan pasien luka bakar.
·
Luka memar (contusion)
Adalah
luka yang terjadi dikarenakan rusaknya kapiler pada epidermis dan dermis tanpa
merusak kulit. Dimana, darah keluar dari pembuluh dan masuk atau mengisi daerah
intersisium yang nantinya dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan dan diskolorasi.
Luka
ini jangan diurut atau ditekan-tekan karena hanya akan mengakibatkan robek pembuluh darah tersebut semaikn besar. Yang
perlu dilakukan ialah mengkompres dengan
menggunakan air dingin karena mengakibatkan vasokontriksi
pembuluh darah, sehingga nantinya akan memampatkan pembuluh-pembuluh darah yang robek
2)
Ada atau
tidaknya kehilangan jaringan
·
Luka avulsi (avulsion)
Adalah
tipe luka yang melibatkan seluruh ketebalan kulit (full thickness) dan sering berbentuk semisirkuler dengan luka yang
berbentuk flap yang jika dilepaskan akan memperlihatkan jaringan bagian dalam.
·
Dan sebagainya.
Jadi, secara umum penanganan luka bila terkena luka seperti hal di atas
dapat dilakukan ialah:
ü Proteksi diri dengan menggunakan sarung tangan karet
steril yang bertujuan untuk melindungi pemeriksa dari cairan tubuh pasien yang
belum tentu steril dan mencegah kontaminasi tangan pemeriksa terhadap pasien
yang sedang terluka.
ü Temenekan lukasi luka secara langmpatkan pasien pada
lokasi yang tenang
ü Elevasikan tungkai atau tempat yang mengalami luka
ü Identifikasi lokasi dan jenis luka
ü Identifikasi sumber perdarahan
ü Lanjutkan dengan metode penghentian perdarahan:
Ø Penekanan langsung dan balut tekan
Yaitu metode penghentian perdarahan yang dilakukan
dengan cara menekan luka secara langsung tanpa merusak kulit.
- Lakukan penekan secara
langsung dengan menggunakan kassa steril dan tangan.
- Lakukan pemasangan balutan dengan memberi tekanan yang
sesuai (tidak kuat dan tidak longgar)
- Lakukan evaluasi, dimana jika masih terjadi perdarahan
maka dapat diberikan kassa tambahan
diatas luka dan di balut dengan tekanan yang cukup tanpa mengganggu
aliran darah menuju bagian distal.
- Tetapi jika masih tejadi luka buka balutan dan
evaluasi ulang luka.
- Lakukan evaluasi
terhadap bagian distal dari luka, pastikan bagian distal tetap mendapat oksigen
sehingga kulit tidak membiru, tidak dingin dan sebagainya.
Ø Penekanan tidak langsung
- Setelah mengidentifikasi lokasi dan jenis luka serta sumber perdarahan lakukan penekan bagian proksimal
arteri.
- Kemudian lakukan evaluasi seperti periksa lokasi
penekanan arteri, eriksa efektifitas penekana dengna melihat berhentinya aliran
darah pada lokasi luka. Dimana, jika darah tetap mengalir maka kembali lakukan
identifikasi dan di beri penekanan dengan tekanan yang lebih kuat.
- Serta, evaluasi bagian distal ekstremitas (lihat apakah
bagian distal tidak terhambat aliran darahnya, dengan melihat perubahan kulit
seperti bewarna kebiruan, menjadi dingin, seperti kesemutan, dan sebagainya).
Dimana, berikut ini adalah tambahan untuk mengetahui
mengenai sumber perdarahan. Cidera pembuluh
darah darah pada permukaan tubuh pada umumnya dapat dibagi berdasarkan sumber
perdarahan:
·
Perdarahan
Arteri : perdarahan yang berasal
dari pembuluh darah arteri.
Ciri khasnya:
Þ
darahnya berwarna
merah segar karena mengandung banyak oksigen
Þ
menyembur sesuai
dengan denyutan nadi
Þ
dapat
menyebabkan kehilangan darah dengan begitu cepatnya.
·
Perdarahan Vena : perdarahan yang berasal dari pembuluh
darah vena.
Ciri khasnya:
Þ
darahnya
berwarna merah gelap karena mengandung sedikit oksigen dan banyak mengandung
karbon dioksida.
Þ
alirannya lambat
·
Perdarahan
Kapiler : perdahan yang biasanya
terjadi karena cidera permukaan seperti ekskoriasi.
Ciri khasnya:
Þ
warna darahnya
tergabtung lokasi dan kadar oksigennya
Þ
alirannya sangat
lambat (ooze)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar