Hama dan Penyakit pada tumbuhan
Tanaman dikatakan sakit jika ada perubahan seluruh atau
sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan
fisiologisnya. Misalnya tanaman tomat yang semula segar tiba-tiba menjadi layu.
Daun kedelai yang awalnya berwarna hijau segar, sekarang tibatiba kelihatan
bercak-bercak cokelat. Tanaman-tanaman tersebut menyimpang dari keadaan normal
dan biasanya orang mengatakan sakit. Penyebab sakit ini bermacam-macam, seperti
bakteri, cendawan, virus, kekurangan atau kelebihan air, kekurangan atau
kelebihan unsur hara atau karena tanaman mendapatkan stress lingkungan misalnya
suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin.
A. Hama
Hama tumbuhan adalah organisme yang
menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkemabanganya terganggu. Hama
yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan
ulat.
1. Tikus
Tikus merupakan hama yang sering
kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan
karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak
yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang relative singkat menyebabkan tikus
cepat bertambah banyak. Potensi perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari
makanan yang tersedia. Tikus sangat aktif di malam hari.
Untuk
mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut :
a. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan
menangkap tikusnya.
b. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
c. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang
bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan
makanan setelah tanaman dipanen.
d. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang
umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam
sebelumnya dengan fosforus.
2. Wereng
Wereng adalah sejenis kepik yang
menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang – lubang, kemudian kering, dan
pada akhirnya mati. Hama wereng ini dapat
dikendalikan dengan cara – cara sebagai betikut :
a. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak
maupun dengan pergiliran tanaman.
b. Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng,
misalnya laba – laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia
douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss
fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
c. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan
apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan.
3. Walang Sangit
Walang sangit (Leptocorisa acuta)
merupakansalah satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu,
akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau
kemerah- merahan.
Walang sangit menghisab butir –
butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak
hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam – hitaman. Faktor – faktor yang mendukung yang
mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut.
a. Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
b. Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
c. Penanaman tidak serentak
Pengendalian
terhadap hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Menanam tanaman secara serentak.
b. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah
agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
c. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala
penangkap.
d. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan
alga.
e. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami
beruba laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
f. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.
Walang sangit muda (nimfa) lebih
aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak lebih
hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji
– biji yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna
karbohidrat.
4. Ulat
Kupu – kupu merupakan serangga yang
memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu – kupu meletakkan telurnya
dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu – kupu
sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang,
terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau
tulang daunya saja.
Upaya
pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga
ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
c. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan
penyemprotan dengan menggunakan pertisida.
5. Tungau
Tungau (kutu kecil) bisaanya
terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak
terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak –
bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur. Hama ini dapat
diatasi dengan cara mengumpulkan daun – daun yang terserang hama pada suatu
tempat dan dibakar.
B. Penyakit Tumbuhan
Jenis – jenis penyakit yang
menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya. Penyakit yang menyerang tumbuhan
banyak disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya jamur, bakteri, dan alga.
Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh virus.
1. Jamur
Jamur adalah salah satu organisme
penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar,
batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini
dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.
Penyakit ini menyebabkan bagian
tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang
bagian ranting dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak
kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih
atau oranye yang dapat meluas ke seluruh permukaan ranting atau daun sehingga
pada akhirnya kering dan rontok.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh
jamur adalah sebagai berikut.
a) Penyakit pada padi.
Penyakit
pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzea.
Ruas – ruas batang menjadi mudah patah dan tanaman padi akhirnya mati. Selain
itu, terdapat pula penyakit yang menyebabkan daun pedi menguning. Penyakit ini
disebabkan oleh jamur Magnaporthegrisea.
b) Penyakit embun tepung.
Penyakit ini
disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang – kadang
menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos dan
akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang menyerang daun pertama pada kecambah
sehingga tumbuhan menjadi kerdil. Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus tapi pada
daun – daunnya terdapat kercak – bercak hitam.
Untuk
memberantas jamur ini dilakukan pengendalian secara kimia, yaitu dengan
pemberian fungsida pada tanaman yang terserang jamur.
2. Bakteri
Bakteri dapat membusukkan daun, batang,
dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang diserang bakteri akan
mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket jika disentuh.
Setelah membusuk, lama – kelamaan tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang
bakteri dapat diatasi dengan menggunakan bakterisida.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh
bakteri adalah penyakit yang menyerang pembuluh tapis batang jeruk (citrus
vein phloem degeneration atau CVPD). CVPD disebabken oleh bakteri Serratia
marcescens. Gejalanya adalah kuncup daun menjadi kecil dan berwarna kuning,
buah menjadi kuning, sehingga lama – kelamaan akan mati. Penyakit CVPD yang
belum parang dapat disembuhkan dengan terramycin, yang merupakan sejenis
antibiotik.
3. Virus
Selain bakteri dan jamur, dalam
kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh virus. Penyakit yang
disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke
seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang sulit
untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain
penyakit daun tembakau yang berbercak – bercak putis. Penyakit ini disebabkan
oleh virus TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang permukaan atas daun
tembakau. Virus juga dapat menyerang jeruk. Penularan melalui perantara
serangga.
4. Alga (Ganggang)
Keberadaan alga juga perlu diaspadai
karena dapat menyebabkan bercak karat merah pada daun tumbuhan. Tumbuhan yang
biasanya diserang antara lain jeruk, jambu biji, dan rambutan. Bagian tumbuhan
yang diserang oleh alga biasanya bagian daun, ditandai adanya bercak berwarna
kelabu kehijauan pada daun, kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya
cokelat kemerahan. Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat banyak
sehingga cukup merugikan
Langkah –
langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain
sebagai berikut.
a) Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara
tercukupi segala kebutuhan zat haranya.
b) Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh
bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
c) Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain
yang serung membawa bakteri atau jamur.
d) Usahakan lingkungan selalu bersih.
e) Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi
sedini mungkin.
f) Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan
(daun, buah, ranting) yang terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke
bagian atau tumbuhan yang lainnya.
g) Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama
dan penyakit pada tumbuhan.
“Penggunaan Pestisida untuk
Memberantas Hama dan Penyakit”
Penggunaan
pestisida dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan hal - hal berikut.
a) Pestisida biologi disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang.
b) Pestisida harus selektif, yaitu untuk hama atau penyakit yang menyerang
jenis tanaman tertentu.
c) Formulasi pertisida harus sesuai.
d) Pestisida sistemik (masuk ke jaringan tumbuhan) atau kontak bersentuhan
dengan hama, disesuaikan dengan tahap perkembangan hama.
C. Gulma
Selain hama dan penyakit yang
menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga perlu mendapat
perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam
kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma – gulma ini
akan berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan
pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama. Pembersihan
gulma sangat penting untuk menekan perkembangan hama yang dapat menyerang
tumbuhan.
Berdasarkan karaktristik yang
dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu teki, rumput, dan gulma
daun lebar.
1. Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya
tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis, karena memiliki umbu batang di
dalam tanah yang mampu bertahan berbulan – bulan. Contohnya adalah teki ladang
(Cyperus rotundus).
2. Rumput
Gulma dalam kelompok ini berdaun
sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini di dalam
tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contohnya
adalah alang – alang (Imperata cylindrica).
3. Gulma daun lebar
Berbagai macam gulma dari ordo
Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada
akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya.
Contoh dari gulma berdaun lebar ini adalah daun sendok.
“Pengendalian
Gulma”
Pengendalian gulma memerlukan
strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
sebelum melakukan pengendalian gulma antara lain sebagai berikut :
a) Jenis gulma dominan
b) Tanaman budi daya utama
c) Alternatif pengendalian yang tersedia
d) Dampak ekonomi dan ekologi
Saat ini cukup banyak hebisida
(pembasmi gulma) yang tersedia di toko pertanian. Meskipun demikian, kita perlu
hati – hati dalam memilih dan menggunakan herbisida. Memperhatikan cara
pemakaian herbisida dengan benar sangatlah dianjurkan.
Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi
tumbuhan pengganggu yang akan menjadi pesaing tanaman utama. Selain itu juga
karena gulma merupakan inang alternetif dan tempat persembunyian hama penyakit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar